LWZ6MWNdMaNcMqZ4MqN7Map7yTUfATofA6YbyaV=
Self Diagnosis: Pengertian, Ciri, Bahaya, dan Cara Mengatasinya



Self Diagnosis: Pengertian, Ciri, Bahaya, dan Cara Mengatasinya

Self Diagnosis - Sudah pernahkah kamu berasa tidak nikmat tubuh selanjutnya mengeluhkan ke rekan sekitaran? Rekan yang sempat mempunyai tanda-tanda yang serupa juga selanjutnya memberitahukan beragam cara untuk menangani permasalahan itu, dengan memakai cara yang sempat dia kerjakan. Sesudahnya selanjutnya kamu langsung akan yakin dan mengikuti anjurannya itu. Berhati-hati, ini bisa terhitung ke peristiwa self diagnosis. Dengan Rekan, keluarga, dan pengalaman sakit di periode lalu yang sering jadi referensi dalam "mengobati diri sendiri". 

Tanda-tanda yang serupa ini selanjutnya akan membuat kamu ketahui beragam cara menyembuhkannya, Belum juga dengan awalnya membaca beberapa artikel Kesehatan yang kurang dapat dipercaya. Tidak pulih, justru dengan menganalisis diri sendiri malah akan jadi memperburuk kesehatanmu. Baca keterangan lebih detilnya berkenaan Self Diagnosis berikut:

Self Diagnosis: Pengertian, Ciri, Bahaya, dan Cara Mengatasinya
images: pexels.com

Apa Itu Self Diagnosis?

Self diagnosis ialah satu usaha menganalisis diri sendiri berdasar ke info yang kamu peroleh secara berdikari, Misalnya saat mempunyai keluarga atau rekan yang alami merasa sakit di periode kemarin. Walau sebenarnya, diagnosis ini sendiri sebenarnya cuma bisa diputuskan oleh beberapa tenaga kesehatan professional. Pasalnya dengan proses ke arah diagnosis yang pas selanjutnya sangat susah. Saat konsultasi sama dokter dia akan memutuskan diagnosis yang awalnya sudah ditetapkan berdasarkan kisah kesehatan, tanda-tanda, keluh kesah, dan beragam factor lain yang kamu alami.

2 orang dokter bahkan juga bisa jadi memberi diagnosis yang lain pada satu pasien yang serupa. Saat menganalisis diri kamu, kamu dapat mengaitkan satu permasalahan kesehatan psikis atau psikis cuma dengan bekal info yang kamu punyai. Walau sebenarnya, tenaga kesehatan professional saja perlu mendalami lebih dalam dulu sangkut-paut satu permasalahan kesehatanmu sebelumnya terakhir memutuskan diagnosis. Tidak cuma itu kamu bahkan juga bisa jadi perlu jalani pengecekan kelanjutan dengan beragam sangkaan pada sesuatu penyakit yang tentu saja tidak bisa diambil kesimpulan demikian saja.

Selainnya dari sekitar lingkungan, perkembangan tehnologi ikut menyumbangkan peristiwa ini. Misalkan, saja sesudah dengarkan saran dari rekan, kamu selanjutnya akan menelusurinya di internet. Sayang, dengan sumber daya yang jadi referensi malah bukan satu sumber yang dapat dipercaya. Bahkan juga, sebuah riset mendapati jika antara beberapa orang yang selanjutnya sering cari info terkait keadaan kesehatan cuma setengahnya saja yang sebenarnya konsultasi sama dokter profesional. Walau sebenarnya pastikan secara cermat apa yang kamu rasakan penting, untuk pahami apa yang kamu rasakan sebenarnya.

Ketahui Ciri-Ciri Self Diagnosis dan Cara Menanganinya

Sudah pernahkah kamu berasa ada pada suatu keadaan yang kurang sehat secara psikis atau berasa stres walau tidak pernah konsultasi ke psikolog? Berhati-hati, dapat sehingga kamu melakukan self diagnosis. Bahaya self diagnosis sendiri pada akhirnya bisa memacu munculnya keadaan kesehatan psikis yang cukup fatal. Ketahui dulu ciri-ciri self diagnosis berikut:

1. Cemas

Self diagnosis bisa memacu kecemasan yang selanjutnya akan memunculkan stress pada seorang. Kamu yang lakukan Self diagnosis condong alami beragam kecemasan yang tidak semestinya. Saat lakukan self diagnosis, semakin lebih gampang untuk seorang itu beranggapan pada beberapa hal jelek yang selanjutnya memacu beragam kekuatiran yang selanjutnya tidak berdasarkan. Keadaan ini pada akhirannya bisa memacu depresi yang hendak berpengaruh jelek ke keadaan psikis seorang.

2. Menyanggah Kesehatan Psikis

Dengan sering lakukan self diagnosis kamu bisa juga menyanggah keadaan Kesehatan psikis yang sebenarnya. Self diagnosis, sendiri sebenarnya membuat kamu tidak pahami dengan cara tepat mengenai beragam masalah psikis atau penyakit apa yang sebenarnya kamu alami. Kamu cuma menerka beragam peluang yang tidak jelas kebenarannya. Hingga pada akhirannya meremehkan beragam keadaan yang bisa saja sebenarnya serius.

3. Tidak Ingin Konsultasi dengan Pakar

Dengan memandang diri sendiri sebagai seseorang yang sanggup mengobati diri sendiri, mereka yang sering lakukan Self diagnosis selanjutnya jadi tidak mau konsultasi kembali ke beberapa pakar. Orang yang kerap lakukan Self diagnosis sering mendapati beragam info hasil dari browsing internet, sesudahnya dia berasa tidak perlu untuk konsultasi ke psikiater. Karena, mereka akan berpikiran sudah pahami beragam tanda-tanda yang dipunyai tak perlu minta bantuan beberapa pakar. Keadaan ini selanjutnya akan memacu munculnya kepercayaan issue pada beberapa Psikiater karena mereka condong lebih memercayai internet daripada diagnosis beberapa pakar.

Bahaya Self Diagnosis Menurut Beberapa Psikiater

Walau pada umumnya stres mempunyai tanda-tanda yang serupa nyaris di semuanya orang di beberapa kelompok umur, seorang tidak semestinya lakukan self-diagnosis pada dianya sendiri. Psikiater dari Kampus Indonesia menjelaskan, mendiagnosa diri sendiri menderita satu penyakit atau masalah tertentu, akan mengakibatkan beragam kekuatiran yang tak perlu apabila kekuatiran lebih buruk akan meningkatkan masalah kekhawatiran. Dengan menambahkan, mendiagnosa diri sendiri akan membuat seorang tidak memperoleh pengatasan yang akurat. Bahkan juga ada beberapa permasalahan yang lain memungkinkan jadi lebih serius karena terdeteksi karena terlampau konsentrasi pada penyakit atau masalah yang belum pasti dialami.

Dengan rutinitas dalam mendiagnosa diri sendiri pada masalah yang tidak pas, seorang akan cari treatment yang tidak pas juga. Hal itu bisa mengakibatkan permasalahan lain misalkan bila seorang ini tidak sadar dia mempunyai komorbid. Oleh karena itu, Kasandra menjelaskan keutamaan menghindar self-diagnosis secara langsung diskusi ke psikolog atau psikiater dan sampaikan keluh kesah yang dirasa supaya selanjutnya memperoleh pengatasan yang akurat.

"Bisa lakukan beragam penelitian dari sumber paling dipercaya, tetapi tidak boleh terdiam pada satu jawaban saja dan masih tetap lakukan diskusi ke orang yang pas,"ungkapkan Kasandra. Pertanda seorang harus selekasnya menjumpai psikiater atau psikolog sendiri ialah saat dia alami kesusahan dalam mengatur emosi, tidak bisa bekerja dan melakukan tanggung jawabannya secara efisien, alami masalah pada selera makan dan jadwal tidur yang amburadul, seorang dapat alami trauma, tidak nikmati kegiatan yang umumnya dicintai atau, berasa kesusahan dalam menjaga dan membuat hubungan sama orang lain.

Tidak cuma itu, bila sedang bersedih atau berasa ingin membenahi diri tapi tidak paham bagaimana cara mengawalinya. Apa lagi saat pribadi telah memakai beberapa obat atau sex sebagai cara coping, mechanism, penting untuk selekasnya lakukan diskusi dengan tenaga professional. Tidak cuma itu berikut beragam bahaya self diagnosis yang lain yang penting kamu kenali:

1. Masalah Kesehatan yang Lebih Serius Tidak Teridentifikasi

Tanda-tanda psikis yang Anda rasakan bisa saja sebagai imbas dari permasalahan kesehatan fisik. Misalkan, apa yang Anda anggap sebagai masalah cemas kemungkinan disebabkan oleh detak jantung tidak teratur atau permasalahan pada kelenjar tiroid. Pada kasus lain, tumor otak bisa memengaruhi sisi otak yang atur emosi dan personalitas. Orang yang lakukan self diagnosis kemungkinan menduga dianya mengalami masalah personalitas, walau sebenarnya ada tumor beresiko yang bersarang di otak.

2. Salah Konsumsi Obat

Obat antidepresan tidak mujarab dimakan bila kamu memperoleh diagnosis yang salah. Resiko pada keadaan kesehatan akan semakin bertambah besar bila selanjutnya konsumsi obat secara sembarangan atau jalani sistem penyembuhan yang tidak dianjurkan secara klinis. Sekalinya ada obat yang kemungkinan tidak beresiko, minum obat secara salah selanjutnya tidak mengobati keluh kesah yang kamu alami. Misalkan, obat antidepresan selanjutnya tidak sanggup menangani tanda-tanda stres bila pemicunya ialah tumor di bagian otak.

3. Memacu Beragam Masalah Kesehatan yang Lebih Kronis Kembali

Self diagnosis terkadang sanggup memacu munculnya beragam masalah kesehatan yang lain sebenarnya tidak kamu alami. Sebagai contoh, bila sekarang ini kamu sedang alami stress dan insomnia yang berkelanjutan. Dapat Jadi permasalahan ini sebenarnya bukan hanya berbentuk masalah psikis, seperti salah satunya stres. Tetapi semua diagnosis lain selainnya dokter, selanjutnya mengatakan jika stress dan insomnia yang kamu rasakan mengisyaratkan permasalahan stres dan masalah tidur. Bila terus berasa cemas, selanjutnya justru beresiko alami stres yang semula tidak ada. Sikap menganalisis diri sendiri bukan hanya memunculkan kesalahan, tetapi juga beresiko untuk kesehatan. Bila tidak direspon dengan arif, info kesehatan yang semestinya berguna malah bisa memunculkan kekuatiran terlalu berlebih. Saat kamu alami tanda-tanda satu penyakit, yang penting kamu kerjakan ialah konsultasi sama dokter untuk selanjutnya ketahui apa pemicu tentunya. Jauhi self diagnosis selanjutnya berikan semua kekuatiran yang kamu alami supaya dokter selanjutnya bisa tentukan diagnosis yang akurat.

4 Cara Menangani Permasalahan Self Diagnosis

Sesudah pahami beragam ciri-cirinya, lalu bagaimanakah cara menanganinya? Baca berikut beberapa Cara yang bisa dilaksanakan untuk stop lakukan self diagnosis:

1. Jauhi Cari Tahu Penyakit Lewat Internet

Harus dipahami jika tidak seluruhnya info yang ada di internet betul ada. Walau diperbolehkan, untuk cari tahu berkenaan keadaan yang kamu rasakan lewat sosial media dan internet, tetapi ini bukan cara pengatasan yang efisien. Ini malah bisa memacu kesalahaan dalam soal pengatasan karena salah diagnosis.

2. Jauhi Test Psikis Lewat Online

Tidak boleh sering lakukan test psikis lewat cara online! Sekarang ini banyak test yang terkait dengan keadaan kesehatan psikis tersebar di internet. Jauhi lakukan tes-tes itu karena kredibilitasnya benar-benar disangsikan. Selainnya itu, test online yang selanjutnya ramai diketemukan pun tidak memandang tanda-tanda secara detil cuma berdasar pada gambaran singkat saja.

3. Tidak boleh Menjadikan Pasien Masalah Psikis Lain Sebagai Referensi

Walau serupa tetapi keadaanmu sama orang lain belum pasti sama, tidak boleh menjadikan keadaan seseorang sebagai referensi. Sering kita mendapati kemiripan tanda-tanda dan keadaan yang dirasa dengan seseorang yang kita mengenal atau selebritas dengan masalah kesehatan psikis. Harus dipahami walau serupa tetapi keadaan seseorang dan orang yang lain belum pasti sama.

4. Tidak boleh Sangsi untuk Ke Psikiater atau Psikolog

Ke Psikolog tidak lalu mengisyaratkan seorang edan. Bila kamu rasakan beberapa gejala yang tidak terhitung, dan sudah tiba menghancurkan keseharianmu tidak boleh sangsi untuk selekasnya periksakan diri dan konsultasi pada beberapa pakar. Karena, kesehatan psikis bukan hal yang bisa diatasi dengan seorang diri.

Buku-Buku Terkait Self Diagnosis

1. Psikis Disease

Ia yang dahulu terlukai, pilih terima semua merasa sakit dengan senyum. Ia yang selalu diacuhkan, pilih melepaskan dengan meremehkan semuanya orang. Ia yang selalu dibenci, pilih menumpahkan semua rasa tidak suka pada dianya sendiri. Ia yang selalu dimainkan, pilih dianya sebagai object kesenangan dari merasa sakit. Ia yang berasa sendiri, pilih membuat dunianya sendiri. Ia sukai lakukan hal yang tidak tersangka. Ia yang telah terlampau sedih, pilih memutuskan semua akses pada beberapa orang. Dan berikut ia, wanita yang paling suka mencederai dianya sendiri. Wanita yang paling protective pada lelaki yang disayanginya. Wanita yang tidak dapat menyaksikan lelaki yang disayanginya cedera. Wanita yang paling gantungkan semua keinginan pada lelaki itu, lelaki yang menyukai dianya.

2. Psikis Therapeutics

Therapy psikis ialah ilmu dan pengetahuan, bukan takhayul. Ini jadi suatu hal yang didasari pada bukti-bukti ilmiah kuat dan bukan berdasar khayalan yang kabur. Hingga, therapy psikis bisa disebutkan sebagai pengetahuan ilmiah terbaik berkenaan penangkalan dan pengobatan penyakit fisik dengan memercayakan kemampuan pemikiran. Sayang, kita dapatkan juga jika pemikiran bukan hanya menahan dan mengobati penyakit, tapi juga mengakibatkan penyakit. Walau sebenarnya, alam memiliki kandungan banyak fenomena untuk kita, tanpa perlu menelusuri apa juga yang disebutkan alam supranatural dalam penelusuran kita untuk memudahkan merasa sakit dan kesengsaraan umat manusia.

3. Filosofi Teras

Lebih dari 2000 tahun kemarin, sebuah mazhab filsafat mendapati akar permasalahan dan jalan keluar dari banyak emosi negatif. Stoisisme, atau Filosofi Teras, ialah filsafat Yunani-Romawi kuno yang dapat menolong kita menangani emosi negatif dan hasilkan psikis yang kuat dalam hadapi turun-naik nya kehidupan. Jauh dari kesan-kesan filsafat sebagai topik berat dan mengawang-awang, Filosofi Teras malah memiliki sifat ringkas dan berkaitan dengan kehidupan Angkatan Milenial dan Gen-Z saat ini.

4. Di Sini dan Saat Ini: Pendekatan Sehat Psikis untuk Nikmati Tiap Peristiwa

Menurut Kabat-Zinn, mindfulness ialah kesadaran yang ada dengan arahkan perhatian pada satu arah di peristiwa sekarang ini. Perhatian bisa ditujukan ke satu object yang berada di peristiwa sekarang ini. Object itu bisa berbentuk napas, badan, suara, wewangian, atau apa saja kegiatan yang dilaksanakan berbentuk singgel tasking. Dengan latihan mindfulness kita bisa fokus pada satu object tertentu. Mengetahui dan memperhatikan beragam dinamika pengalaman yang terjadi. Latihan untuk datang seutuhnya dan nikmati tiap peristiwa yang terjadi di kehidupan. Kelihatan gampang bukan. Tetapi pada realitanya, latihan mindfulness kelihatannya tidak segampang prediksi kita. Apa lagi coba melakukan setiap kegiatan kita. Buku ini akan membahas secara dalam terkait mindfulness dibarengi dengan tutorial mempraktikkannya di kehidupan setiap hari. Karena itu, dengan membaca buku ini, tidak ada kata susah latihan mindfulness.

5. Kuasai Diri kamu: Tutorial Membuat Mind-Set dan Psikis Sukses

Lawan paling besar dan paling berat manusia ialah diri sendiri. Diri sendiri yang malas, tidak disiplin, sukai tunda tugas, terlampau nyaman di zone nyaman, pesimis, menyangsikan kekuatan sendiri, tidak gampang berkawan, dan tidak mempunyai mimpi atau misi dan gagasan kehidupan. Berikut penghalang sebenarnya untuk keberhasilan dan kebahagiaan. Diri sendiri seperti itu harus ditaklukkan, diendahkan, dan disingkirkannya jauh. Tetapi, menaklukkan diri sendiri tidak gampang. Kepenguasaan diri sendiri perlu gagasan, taktik, cara, dan cara yang pas dan tepat. perlu kemauan kuat, perjuangan, pengorbanan, kesabaran, keuletan, loyalitas, dan stabilitas. Buku ini berisi dasar teoritis dan ringkas sekalian untuk menaklukkan dan kuasai diri sendiri dan jadikan diri Anda sebagai juara sejati. Didalamnya, terhidang beberapa langkah untuk mengenal diri, mengurus ego, menajamkan dan menjernihkan pemikiran, berkomunikasi dengan diri sendiri, membenahi kualitas diri, dan membuat misi besar dengan cara kecil yang penting selekasnya dilaksanakan. Dengan ajaran simpel, efektif, menawan, dan diperlengkapi beberapa cerita menarik, buku ini jamin kehidupan Anda jadi lebih baik.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.
Contact Us via Whatsapp