LWZ6MWNdMaNcMqZ4MqN7Map7yTUfATofA6YbyaV=
Cara Mengatasi dan Menghilangkan Trauma



Cara Mengatasi dan Menghilangkan Trauma

Trauma, pernakah anda dengarnya? Selanjutnya bagaimanakah cara menangani dan hilangkan trauma? Di saat saat ini, banyak informasi yang berisi mengenai kejahatan, pencurian, pembunuhan, pemerkosaan, dan sebagainya. Pasti benar-benar memperhatinkan, belum juga perselisihan dan peledakan bom di beberapa tempat.

Kemungkinan keesokan hari informasi telah ganti dengan lainnya. Tetapi ada satu perihal yang terlewatkan, yaitu dampak dari peristiwa itu. Lantas apa dampak itu, dampak itu ialah berbentuk trauma. Pada wilayah evakuasi karena perselisihan misalkan, tidak berarti demikian anak-anak atau wanita diungsikan lalu permasalahan usai. Malah satu permasalahan kemungkinan sedang diawali.

Cara Mengatasi dan Menghilangkan Trauma

Bila bicara mengenai tindak kekerasan dan trauma, ada satu istilah yang dikenali dalam dunia PSIKOLOGI sebagai Post Traumatic Stress Disorder atau PTSD (masalah depresi saat trauma). Yakni masalah depresi yang muncul terkait dengan kejadian traumatis hebat. Misalkan, menyaksikan orang dibunuh, disiksa secara sadis, korban kecelakaan, musibah alam, dan sebagainya.

PTSD sebagai masalah mental yang paling berat, karena umumnya pasien alami masalah jiwa yang mengusik hidupnya. Pada umumnya tanda-tanda PTSD dipisah jadi tiga jenis, yakni:
Pertama, Reexperiencing. Perderita seperti alami kembali peristiwa traumatis yang dulu pernah dirasakan. Umumnya keadaan ini akan ada saat pasien sedang melamun atau menyaksikan situasi yang serupa dengan pengalaman traumatisnya. Pasien bisa berperangai mengagetkan, mendadak berteriak, menangis, atau lari ketakutan.
Peristiwa lain dapat ada seperti takut untuk tidur, karena demikian dia tidur kejadian traumatis ada kembali. Misalkan, kejadian disetubuhi atau pembunuhan yang berjalan dimuka mata.

Ke-2 , Hyperarousal. Satu kondisi siaga terlalu berlebih, seperti gampang terkejut, tegang, berprasangka buruk hadapi tanda-tanda suatu hal, benda yang jatuh ia kira seperti jatuhnya sebuah bom, dan tidur kerap terjaga-bangun.

Ke-3 , Avoidance. Seorang akan menghindar keadaan yang mengingati dia pada peristiwa traumatis. Andaikan peristiwanya saat situasi ramai, ia akan menghindar mall atau pasar. Demikian demikian sebaliknya bila dia alami di saat sendiri, karena itu dia akan menghidari beberapa tempat sepi. Bila PSTD tidak ditanganidengan betul, karena itu memengaruhi personalitas seorang (peralihan personalitas). Seperti paranoid (gampang berprasangka buruk) misalkan. Kesusahan ini ialah jarang-jarang sekali pasien dengan kesadaranya tiba ke beberapa pakar. Apa lagi stigma yang tersebar dimasyarakat jika psikolog sama sama orang sakit jiwa atau edan.

Lantas bagaimanakah langkah menangani dan hilangkan permasalahan trauma? Beragam mode psikoterapi sudah dikembangakan untuk menangani PTSD, seperti, therapy sikap, desensitisasi, hipnoterapi, semua cukup efisien asal pasien memperoleh support dari warga lingkunganya dan orang paling dekatnya.

Perlu untuk diperbedakan, apa seorang telah ke arah pada PTSD atau masih PTS (post traumatic sympton). Kalaulah masih PTS tidak sampai memunculkan masalah berat, masih bisa diatasi oleh jasa psikiater yang terbiasa. Yang penting dilaksanakan ialah janganlah sampai PTS jadi PTSD.
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.
Contact Us via Whatsapp