LWZ6MWNdMaNcMqZ4MqN7Map7yTUfATofA6YbyaV=
Terapi GESTALT yang Dipopulerkan Oleh Frederick Perls



Terapi GESTALT yang Dipopulerkan Oleh Frederick Perls

Friedrich (Fritz) Perls (1893-1970) adalah pendiri pendekatan konseling Gestalt. Frederick dilahirkan di Berlin dan datang dari keluarga Yahudi. Periode mudanya adalahmasa saat-saat yang sarat dengan masalah. Ia menganggap dianya untuk sumber permasalahan dalam keluarganya dan ia memiliki masalah dengan pengajarannya. 

Bahkan juga di kelas tujuh, Frederick sempat tinggal kelas sekitar 2x serta keluar sekolah karena ia mempunyai permasalahan dengan gurunya. Meskipun di periode mudanya Frederick mempunyai permasalahan dengan pengajaran, tapi ia bisa menuntaskan sarjananya, dan di tahun 1916 ia tergabung dengan angkatan darat Jerman pada PD I. Proses perubahan teori Gestalt tidak dapat dilepaskan dari figur Laura (Lore) Posner (1905-1990).

Ia adalah isteri Frederick perls yang berarti ikut meningkatkan teori Gestalt. Laura dilahirkan di Pforzheim Jerman. Pada awalnya ia adalah seorang pianis s/d usia 18 tahun. Sebelumnya, Laura seorang penganut saluran Psikoanalisa, yang selanjutnya berpindah untuk mempelajari teori-teori Gestalt. Di tahun 1926, Laura dan Perls dengan aktif lakukan kerjasama untuk meningkatkan teori Gestalt, sampai di tahun 1930 pada akhirnya mereka menikah. 

Terapi GESTALT yang Dipopulerkan Oleh Frederick Perls


Di tahun 1952, mereka membangun New York Institute for Gestalt Terapi. Penglihatan mengenai manusiaWalaupun sebelumnya Frederick sebagai penganut saluran psikoanalisa, namun pada perubahannya, teori Gestal banyak berlawanan dengan teori Sigmund Freud. Bila Psikoanalisa melihat manusia secara mekanistik, karena itu Frederick melihat manusia secara holistic. 

Freud melihat manusia selalu terkuasai oleh perselisihan (intrapsychic conflict) awalnya periode anak-anak yang didesak, karena itu Frederick melihat manusia pada keadaan saat ini. Hingga Gestalt lebih mengutamakan pada dari sesuatu yang dirasakan oleh konseli sekarang ini dibanding beberapa hal yang dulu pernah dialamai oleh konseli, dalam kata lain, Gestalt lebih memfokuskan pada bagaimana konseli berperangai, berpikir dan rasakan pada keadaan sekarang ini (here and now) sebagai usaha untuk pahami diri dibanding kenapa konseli berperangai seperti itu. 

Teori Gestalt sebagai satu pendekatan konseling yang didasari di suatu pertimbangan jika pribadi harus dimengerti pada kerangka jalinan yang jalan dengan lingkungan (ongoing relationships). Hingga salah satunya arah konseling yang ingin diraih oleh Gestalt adalah menyadarkan (awareness) konseli pada apa yang dirasakan dan bagaimana mereka tangani masalahnya. Gestalt berkeyakinan jika lewat kesadaran ini karena itu peralihan akan ada secara otomatis. 

Pendekatan Gestalt arahkan konseli untuk langsung alami permasalahannya dibanding sekedar hanya bicara keadaan yang sering memiliki sifat abstrak. Dengan demikian, konsultan Gestalt akan usaha untuk pahami langsung bagaimana konseli berpikiran, bagaimana konseli rasakan suatu hal dan bagaimana konseli lakukan suatu hal, hingga konsultan akan "datang secara penuh" (fully present) pada proses konseling hingga yang pada akhirannya munculkan contact yang murni (genuine contacs) di antara konsultan dengan konseli. 

Gestalt yakini jika konseli adalah figur yang tetap tumbuh dan mempunyai kekuatan untuk berdiri di atas dua kakinya sendiri dan sanggup menangani permasalahannya sendiri. Ini membuat pendekatan Gestalt mempunyai dua jadwal besar pada proses konseling yakni, a) gerakkan konseli untuk berbeda dari environmental dukungan ke self-support dan b) integratif ulangi pada beberapa bagian personalitas yang tidak dipunyai (reintegrating the disowned parts of personality). 

Jadwal seperti disebut sebelumnya punya pengaruh pada proses konseling yang hendak dilaksanakan oleh konsultan. Pada proses konseling, konsultan tidak mempunyai jadwal khusus, konsultan tidak mempunyai beberapa keinginan, pahami bagaimana konseli terkait dengan lingkungan secara sama-sama keterikatan (interdependence). Ini arahkan konsultan untuk mengutamakan proses diskusi sepanjang proses konseling. 

Pendekatan ini akan membuat contact yang spontan yang pada akhirannya berbuntut pada bagaimana konsultan dan konseli pahami proses konseling tersebut (moment-to-moment experience). Salah satunya pertimbangan penting dari teori Gestalt adalah melihat pribadi sebagai agen yang bisa lakukan peraturan diri (self-regulate). Pengaturan diri akan ada bila pribadi dengan sadar pahami apa yang terjadi di sekelilingnya. 

Proses terapi cuma akan memberikan fasilitas bagaimana kesadaran itu ada dan bagaimana kesadaran itu berhubungan pada proses konseling. Yontef (1993) mengatakan secara eksplisit jika, "In Gestalt terapi there are no "shoulds." Instead of emphasizing what should be, Gestalt terapi stresses awareness of what is. What is, is. This contrasts with any therapist who "knows" what the patient "should" do ".Sudut pandang di atas memperlihatkan jika pada proses konseling, konseli akan usaha mengenal siapa dianya dan jadi dianya sendiri. Karena Gestalt percaya jika persoalan tidak usai bila konseli masih jadi orang lain. Permasalahan akan usai bila konseli dengan sadar pahami siapa dirinya. Hingga, pada proses konseling, konseli akan difasilitaskan untuk pahami siapa dianya dan bukan ditujukan menjadi apa.

Konsep Teori Gestalt Dalam terapi Psikologi Gestalt, pengalaman lengkap (pemikiran, hati dan kesan badan) dari pribadi jadi perhatian yang paling penting. Pendekatannya lebih dipusatkan pada keadaan di sini dan sekarang ini (here and now) yakni mengetahui apa yang terjadi dari hari ke hari (event by moment). Holism keseluruhnya sebagai teori Gestalt yang utama. Gestalt tidak melihat manusia sisi perbagian. Manusia tidak dapat cuma dijumpai dari elemen fisiknya saja, atau dari elemen mentalnya saja. Tapi mengenali manusia harus dilaksanakan secara mendalam, yakni dari segi fisiknya dan mental. Disamping itu, mengenali manusia tidak didasari dalam diri pribadi hanya itu, tapi terpadu dengan lingkungan di mana pribadi itu berada. 

Perls (dalam Brownell, 2003) mengatakan jika holism digambarkan sebagai satu keseluruhnya wujud kesadaran manusia yang mencakup tanggapan motorik, tanggapan hati, tanggapan pemikiran yang dipunyai oleh organisme. Field Theory adalah teori Gestalt yang mengatakan jika mengenali manusia harus disaksikan juga lingkungan di mana manusia itu berada. 

Dengan begitu, konsultan akan memberi perhatian lebih ke konseli pada interaksinya dengan lingkungan (keluarga, sekolah, warga, tempat kerja). Dalam kata lain, jika field theory sebagai satu sistem untuk menggambarkan keseluruhnya medan (field) yang dirasakan oleh konseli. di saat ini. Ini lebih dibanding sekedar hanya menganalisa peristiwa-kejadian yang terjadi dalam hubungan dengan lingkungan (Yontef, 1993). 

The Figure-Formation Process digambarkan sebagai usaha pribadi untuk lakukan koordinasi atau merekayasa lingkungannya dari waktu ke waktu. Organismic Self-Regulation sebuah proses yang mana seorang usaha dengan keras untuk jaga kesetimbangan yang terus-terusan terganggu oleh keperluan-kebutuhan. Bila usaha untuk jaga kesetimbangan ini berjalan baik karena itu mereka akann kembali ke status utuh. 

Pada intinya manusia berkekuatan yang alami akan arahkan mereka untuk lakukan proses pengimbangan dalam dirinya. Proses pengimbangan ini berwujud proses asimilasi, menampung peralihan atau menampik dampak-pengaruh dari luar. Permasalahan sering ada saat seorang usaha untuk lakukan pemutusan contact (interruption kontaks). 
Baca Juga: Perbedaan Counseling, Mentoring dan Coaching

Saat Ini (The Now)

Dalam pendekatan Gestalt, keadaan sekarang ini sebagai hal yang penting (the most significant tense). Hingga pada proses konseling, konseli akan dibawa untuk belajar menghargai dan alami secara penuh kondisi saat ini. Gestalt tidak cari tahu apakah yang terjadi di periode lalu, tapi lebih dari menggerakkan konseli untuk mengulas saat ini. 

Pemfokusan pada masa lampau bisa menjadi jalan untuk konseli untuk menghindar masalahnya. Joel dan Edwin (1992) mengatakan "What does this mean, "present centered"? In essence, it means that what is important is what is actual, not what is potential or what is past, but what is here, now ".

Untuk menolong konseli pahami kondisi sekarang ini, karena itu konsultan bisa menolong dengan memberi kata bertanya "Apa" dan "Bagaimana", dengan begitu, kata bertanya "Kenapa" adalah kata bertanya yang jarang dipakai (Zimberoff dan Hartman, 2003). Bahkan juga, sering konsultan menggunting perbincangan konseli, bila konseli mulai bergelut dengan periode lalunya. 

Konsultan akan menggunting perbincangan konseli dengan pengakuan seperti, "Apa yang kamu alami di saat kakimu bergoyang saat berbicara?' atau "Bisakah kamu rasakan penekanan suaramu? Bukankah kamu berasa ketakutan?" Usaha konsultan ini adalah untuk kembalikan kesadaran konseli saat ini. 

Konsultan Gestalt yakini jika pengalaman masa lampau, sering memengaruhi kondisi konseli sekarang ini, terutama bila pengalaman masa lampau mempunyai jalinan yang berarti dengan peristiwa atau permasalahan yang dipunyai oleh konseli. Di lain faksi, karena (kemungkinan) ketakutannya untuk menuntaskan permasalahan, karena itu konseli cenderun untuk secara terus-terusan mengulas periode lalunya. Untuk menangani permasalahan ini, karena itu konsultan bisa ajak konseli untuk kembali lagi ke sekarang ini dengan "bawa fantasinya ke sekarang ini" dan berusaha untuk ajak konseli untuk melepas kemauannya. 

Sebagai contoh, seorang anak mempunyai trauma dengan sikap ayahnya. Konsultan tidak ajak konseli untuk mengulas apa yang terjadi, tapi lebih ajak konseli untuk rasakan sekarang ini dan fokus pada dari sesuatu yang ingin dilaksanakan (seumpama, bicara dengan ayahnya). Masalah yang Belum Usai (Unfinished Bussines) Pribadi sering alami permasalahan sama orang lain di periode lalu. Menurut Gestalt, permasalahan masa lampau yang belum tersudahi atau terlewati disebutkan dengan Unfinished Bussiness yang bisa dimanifestasikan dengan timbulnya amarah (resentment), serangan (rage), kedengkian (hatred), merasa sakit (pain), kuatir (anxiety), duka cita (grief), perasaan bersalah (guild) dan sikap tunda (abandonment). 

Polster (dalam Corey, 2005) mengatakan jika beberapa wujud sikap karena unfinished bussines adalah seorang akan asyik dengan dirinya, memaksakan seseorang untuk mengikuti kehendaknya, beberapa bentuk sikap yang tempatkan dianya jadi orang kalah, bahkan juga sering ada simptom-simptom penyakit fisik. 

Sebagai contoh ada seorang mahasiswa yang memandang jika semua wanita itu tidak baik. Sikap mahasiswa ini condong untuk menjauhi dari wanita. Dijumpai jika masa lampau mahasiswa ini alami tindakan yang jelek dari ibunya saat berumur sekolah dasar (unfinished bussines). Pendekatan Gestalt tidak fokus pada masa lampau atau usaha untuk mengorek sikap orangtua yang mengakibatkan ia berperangai menjauhi dari wanita. Karena, bila itu dilaksanakan, karena itu mahasiswa ini akan usaha untuk raih periode lalunya yang lenyap, dan ia akan berpikiran jadi anak kecil. Ini adalah proses yang tidak produktif. 

Konsultan Gestalt akan usaha untuk menolong mahasiswa ini rasakan apa yang terjadi saat ini. Konsultan akan menfasilitasi mahasiswa ini untuk memperlihatkan keadaan yang terjadi saat ini. Mahasiswa ditolong untuk mengetahui jika sikapnya tidak produktif dan cari sikap-perilaku yang lebih produktif. 

Kontak dan Resisstance to Kontak

Hal paling penting di kehidupan manusia adalah melakukan contact atau berjumpa sama orang lain di sekitar. Kirchner (2008) mengatakan jika tiap pribadi mempunyai kekuatan untuk berkontak secara efisien sama orang lain, dengan kekuatan itu, karena itu pribadi segera dapat bertahan hidup dan tumbuh makin matang. Semua contact yang sudah dilakukan oleh pribadi mempunyai kekhasan masing-masing yang berbuntut pada bagaimana pribadi bisa sesuaikan dianya dengan lingkungan. 

Perls mengatakan jika proses contact dilaksanakan dengan menyaksikan, dengar, membau, gerakan dan meraba. Selanjutnya, Gestalt Institute of Cleveland (dalam Krichner, 2000) memperlihatkan jika proses contact muncul karena tujuh jenjang yakni (a) sensation, (b) awareness, (c) mobilization of energy, (d) action, (e) kontak, (f) resolution and closure, dan (7) withdrawal. Proses contact pribadi dengan pribadi lain sering alami masalah. Permasalahan ini sering ada karena konseli condong untuk menghindar contact dengan kondisi saat seseorang dan ini. 

Krichner (2000) mengatakan ada empat hal sebagai permasalahan konseli yakni confluence, introjection, proyekion, dan retroflection Energy dan Blocks to EnergyPendekatan Gestalt memerhatikan energy yang dipunyai oleh individu. Di mana teori ini berkeyakinan jika untuk dapat menuntaskan permasalahannya, karena itu seorang akan keluarkan energy. 

Penutupan energy ini akan terlihat pada kondisi fisik seorang. Seorang yang tidak dapat keluarkan dayanya, sering diperlihatkan dengan sikap non verbal seperti, bernapas pendek-pendek, tidak konsentrasi dengan musuh berbicara, bicara dengan suara ketahan, perhatian yang minimum pada sebuah objek, duduk dengan kaki tertutup, sikap duduk yang condong menjauhi dari musuh lain-lain dan berbicara. 

Sebagai contoh, seorang yang pada sekarang ini ingin geram, tapi ketahan, karena itu badannya akan mereaksi penahaman geram (sebagai usaha pelepasan energy) dengan beberapa bentuk seperti napas terengah-engah. Pada proses konseling, konsultan usaha untuk menolong keadaan pelepasan energy yang dipunyai oleh konseli. Sebelumnya konseli dibawa untuk mengenali hatinya sekarang ini, dan menolong untuk melepas energi yang ketahan itu.

Pendekatan Terapi Gestalt

1. Ide Dasar

Pendekatan konseling ini berpandangan jika manusia dalam hidupnya selalu aktif sebagai satu kesemuaan. Tiap pribadi bukan hanya sebagai penjumlahan dari beberapa bagian organ-organ seperti hati, jantung, otak, dan lain-lain, tetapi sebagai satu koordinir semua sisi itu. Manusia aktif tergerak mengarah keseluruhnya dan integratif pertimbangan, pera-saan, dan kelakuannya

Tiap pribadi mempunyai kekuatan untuk terima tanggung-jawab individu, mempunyai dorongan untuk meningkatkan kesadaran yang hendak arahkan ke arah terciptanya kesatuan individu atau kredibilitas. Jadi inti manusia menurut pendekatan konseling ini adalah : (1) tidak bisa dimengerti, terkecuali dalam keseluruhnya konteksnya, (2) sebagai sisi dari lingkungannya dan cuma bisa dimengerti dalam hubungannya dengan lingkungannya itu, (3) artis bukan reaktor, (4) mempunyai potensi untuk mengetahui seutuhnya kesan, emosi, pemahaman, dan pikirannya, (5) bisa pilih dengan sadar dan bertanggungjawab, (6) sanggup atur dan arahkan hidupnya secara efektif.
Dalam hubungan dengan perjalanan kehidupan manusia, pendekatan ini melihat jika tidak ada yang "ada" terkecuali "saat ini ".Masa lampau sudah pergi dan masa datang belum ditempuh, maka dari itu yang tentukan kehidupan manusia adalah periode sekarang.

Dalam pendekatan ini, kekhawatiran dilihat sebagai "ketimpangan di antara saat saat ini dan ".Bila pribadi menyelimpang dari saat saat ini dan jadi terlampau terdiam pada masa datang, karena itu mereka alami kecemasan.

Dalam pendekatan gestalt ada ide mengenai masalah yang tidak usai (unfinished business), yaitu meliputi hati-perasaan yang tidak tersingkapkan seperti sakit hati, amarah, kedengkian, sakit hati, kekhawatiran, posisi, rasa berdosa, rasa diacuhkan. Walau tidak dapat diutarakan, hati-perasaan itu diasumsikan dengan daya ingat-ingatan dan fantasi-fantasi tertentu. Karena tidak tersingkapkan dalam kesadaran, hati-perasaan itu masih tetap tinggal pada background dan dibawa pada kehidupan saat ini dengan beberapa cara yang menghalangi jalinan yang efisien dengan dianya seseorang dan sendiri. Masalah yang tidak usai itu akan bertahan sampai dia hadapi dan tangani hati-perasaan yang tidak tersingkapkan itu.

2. Anggapan Tingkah Laris Memiliki masalah

Pribadi memiliki masalah karena terjadi pertentangan di antara kemampuan "hebat dog" dan kehadiran "under dog ".Hebat dog adalah kemampuan yang mewajibkan, menuntut, mengancam. Under dog adalah kondisi protektif, bela diri, tidak memiliki daya, kurang kuat, pasif, ingin dimengerti.

Perubahan yang terusik adalah tidak ada kesetimbangan di antara apapun yang perlu (self-image) dan apapun yang diharapkan (self).
  1. Terjadi pertentangan di antara kehadiran sosial dan biologis
  2. Ketakmampuan pribadi memadukan pemikiran, hati, dan kelakuannya
  3. Alami jarak/ketimpangan saat ini dan mendatang
  4. Larikan diri dari realita yang perlu ditemui
  5. Spektrum perilaku memiliki masalah pada pribadi mencakup :
  6. Personalitas kaku (rigid)
  7. Tidak ingin bebas-bertanggung jawab, ingin masih tetap bergantung
  8. Menampik terkait dengan lingkungan
  9. Memiaran unfinished bussiness
  10. Menampik keperluan diri kita
  11. Menyaksikan diri kita dalam kontinum "hitam-putih".

3. Arah Konseling

Arah khusus konseling Gestalt adalah menolong client supaya berani mengahadapi beragam jenis rintangan atau realita yang perlu dihadapi. Arah ini memiliki kandungan arti jika client sebaiknya bisa berbeda dari keterikatan pada lingkungan/seseorang jadi yakin dalam diri, bisa melakukan perbuatan semakin banyak untuk meingkatkan kebermaknaan hidupnya.

Pribadi yang memiliki masalah secara umum belum manfaatkan kekuatannya secara penuh, tetapi baru manfaatkan sebagian dari kekuatannya yang dipunyainya. Lewat konseling konsultan menolong client supaya kekuatan yang baru digunakan beberapa ini digunakan dan diperkembangkan secara maksimal.
Lebih detil arah konseling Gestalt adalah sebagai berikut;
  • Menolong client agar mendapat kesadaran individu, pahami realita atau realita, dan memperoleh insight secara penuh.
  • Menolong client ke arah perolehan kredibilitas pribadinya
  • Mengentaskan client dari keadaannya yang bergantung pada pemikiran seseorang ke atur diri kita (to be true to himself)
  • Tingkatkan kesadaran individu supaya client bisa beringkah laris menurut beberapa prinsip Gestalt, semua keadaan memiliki masalah (unfisihed bussines) yang ada dan selalu akan ada bisa ditangani dengan baik.

4. Deskripsi Proses Konseling

Konsentrasi khusus konseling gestalt adalah berada pada bagaimana kondisi client saat ini dan hambatan-hambatan apa yang ada dalam kesadarannya. Maka dari itu pekerjaan konsultan adalah menggerakkan client agar bisa menyaksikan realita yang ada di dianya dan ingin coba menghadapinya. Dalam masalah ini perlu ditujukan supaya client ingin belajar memakai hatinya secara penuh. Karena itu client dapat dibawa untuk pilih dua alternative, dia akan menampik realita yang ada di dianya atau buka diri untuk menyaksikan apa yang sebetulnya terjadi pada dianya sekarang.

Konsultan sebaiknya menghindari diri dari beberapa pikiran yang abstrak, kemauan-keinginannya untuk lakukan analisis, interpretasi atau memberikan saran.

Konsultan semenjak awalnya konseling telah arahkan arah supaya client jadi masak dan sanggup singkirkan hambatan-hambatn yang mengakibatkan client tidak bisa berdiri sendiri. Dalam masalah ini, peranan konsultan adalah menolong client untuk lakukan peralihan dari keterikatannya pada factor luar jadi yakin akan kemampuannya sendiri. Usaha ini dilaksanakan dengan mendapati dan buka kebuntuan client atau ketersesatan.

Di saat client alami tanda-tanda kekhilafan dan client mengatakan kalahnya pada lingkungan dengan mengutarakan kekurangannya, dianya tidak memiliki daya, bodoh, atau edan, karena itu pekerjaan konsultan adalah membuat hati client untuk bangun dan ingin hadapi ketersesatannya hingga kekuatannya dapat mengalami perkembangan lebih maksimal.

Deskripsi fase-fase proses konseling :

Babak pertama, konsultan meningkatkan tatap muka konseling, supaya terwujud keadaan yang memungkinkannya peralihan-perubahan yang diharap pada klien. Skema jalinan yang dibuat untuk tiap client berlainan, karena masing-masing client memiliki kekhasan sebagai pribadi dan mempunyai keperluan yang tergantung ke permasalahan yang perlu diperpecahkan.

Babak ke-2 , konsultan usaha memberikan keyakinan dan mengkondisikan client untuk ikuti proses yang sudah diputuskan sesuai keadaan klien. Ada dua hal yang sudah dilakukan konsultan dalam babak ini, yakni :
Menghidupkan motivasi client, dalam masalah ini client dikasih peluang untuk mengetahui ketakpuasannya atau ketaksenangannya. Semakin tinggi kesadaran client pada ketakpuasannya makin besar motivasi untuk capai peralihan dianya, hingga semakin tinggi juga kemauannya untuk bekerja bersama dengan konsultan. Menghidupkan dan meningkatkan otonomi client dan mengutamakan ke client jika client bisa menampik saran-saran konsultan asal bisa menyampaikan alasan-alasannya secara bertanggung jawab.

Babak ke-3 , konsultan menggerakkan client untuk menjelaskan hati-perasaannya pada sekarang ini, client dikasih peluang untuk alami kembali semua hati dan tindakan pada masa lampau, pada kondisi di sekarang ini dan sini. Terkadang client diperbolahkan memproyeksikan dianya ke konsultan. Lewat babak ini, konsultan usaha mendapati celah-celah personalitas atau aspek personalitas yang lenyap, disini bisa dideteksi apa yang perlu dilaksanakan klien.

Babak ke-4, sesudah client mendapat pengetahuan dan penyadaran mengenai pemikiran, hati, dan kelakuannya, konsultan mengantar client masuk babak akhir konseling. Pada babak ini client memperlihatkan beberapa gejala yang memberikan indikasi kredibilitas pribadinya sebagai pribadi yang manusiawi dan unik.

Client sudah mempunyai keyakinan pada kekuatannya, mengetahui kondisi dianya di saat saat ini, sadar dan bertanggungjawab atas karakter otonominya, hati-perasaannya, pikiran- kelakuannya dan pemikirannya. Pada kondisi ini client dengan sadar dan bertanggungjawab memilih untuk "melepas" diri dari konsultan, dan siap untuk memikulgan kekuatan dirinya.

Tehnik Konseling

Jalinan individual di antara konsultan dengan client sebagai pokok yang penting dibuat dan diperkembangkan pada proses konseling. Dalam hubungan itu, beberapa tehnik yang dikerjakan sepanjang proses konseling berjalan adalah sebagai alat yang perlu untuk menolong client mendapat kesadaran secara penuh.

Konsep Kerja Tehnik Konseling Gestal.

Penekanan Tanggung Jawab Client, konsultan mengutamakan jika konsultan siap menolong client tapi tidak bisa mengganti client, konsultan mengutamakan supaya client ambil tanggung-jawab atas tingkah lakunya.

Tujuan Saat ini dan Di Sini, pada proses konseling konsultan tidak merekonstruksi masa lampau atau pola-motif tidak sadar, tapi memusatkan kondisi sekarang. Ini tidak berarti jika masa lampau tidak penting. Masa lampau cuma dalam hubungannya dengan kondisi sekarang. Dalam hubungan ini juga konsultan tak pernah menanyakan "kenapa ".

Tujuan Eksperiensial, konsultan tingkatkan kesadaran client mengenai diri kita dan masalah-masalahnya, hingga dengan begitu client memadukan kembali dianya: (a) client menggunakan kata tukar individual, client mengganti kalimat pertanyaan jadi pernyataan; (b)klien ambil peranan dan tanggung jawab; (c) client mengetahui jika ada beberapa hal positif dan/atau negative pada kelakuannya atau diri.

Beberapa tehnik Konseling Gestalt

Permainan Diskusi

Tehnik ini dilaksanakan dengan client dikondisikan untuk mendialogan dua kecondongan yang sama-sama berlawanan, yakni kecondongan hebat dog dan kecondongan under dog, misalkan : (a) kecondongan orangtua musuh kecondongan anak; (b) kecondongan bertanggungjawab musuh kecondongan periode bodoh; (c) kecondongan "anak baik" musuh kecondongan "anak bodoh"
kecondongan otonom musuh kecondongan tergantung; (d) kecondongan kuat atau tabah musuh kecondongan kurang kuat.

Lewat diskusi yang bertentangan ini, berdasar pemikiran Gestalt pada akhirannya client akan arahkan dianya di suatu status di mana dia berani ambil risiko. Implementasi permainan diskusi ini bisa dikerjakan dengan memakai tehnik "bangku kosong ".

Latihan Saya Bertanggung Jawab

Sebagai tehnik yang ditujukan untuk menolong client supaya mengaku dan terima hati-perasaannya daripada memproyeksikan hatinya itu ke orang lain.
Dalam tehnik ini konsultan minta client untuk membikin satu pengakuan dan client menambah dalam pengakuan itu dengan kalimat : "…dan saya bertanggungjawab atas hal tersebut ".

Misalkan :
"Saya berasa jemu, dan saya bertanggungjawab atas kejenuhan itu"
"Saya tidak tahu apakah yang harus saya ucapkan saat ini, dan saya bertanggungjawab ketidakjelasan itu ".
"Saya malas, dan saya bertanggungjawab atas kemalasan itu ".
Walau nampaknya mekanis, tapi menurut Gestalt akan menolong tingkatkan kesadaraan client akan hati-perasaan yang kemungkinan sejauh ini diingkarinya.

Bermain Prediksi

Prediksi maknanya memantulkan ke seseorang hati-perasaan yang dirinya tidak ingin menerimanya atau menyaksikan. Memungkiri hati-perasaan sendiri dengan memantulkannya ke orang lain.Sering terjadi, hati-perasaan yang dipantulkan ke seseorang sebagai atribut yang dipunyainya.
Dalam tehnik bermain prediksi konsultan minta ke client untuk cobakan atau lakukan beberapa hal yang diprediksikan ke orang lain.

Tehnik Pembalikan

Beberapa gejala dan perilaku tertentu kerap kali merepresentasikan pembalikan dari dorongan-dorongan yang memicunya. Dalam tehnik ini konsultan minta client untuk mainkan peranan yang berkebalikan dengan hati-perasaan yang dikeluhkannya.
Misalkan : konsultan memberikan peluang ke client untuk mainkan peranan "ekshibisionis" untuk client pemalu yang berlebihan.

Masih tetap dengan Hati

Tehnik bisa dipakai untuk client yang memperlihatkan hati atau situasi hati yang tidak membahagiakan atau dia benar-benar ingin menghindariinya. Konsultan menggerakkan client untuk selalu bertahan dengan hati yang ingin dihindarinya itu.
Umumnya client ingin larikan diri dari stimulan yang mengerikan dan menghindar hati-perasaan yang tidak membahagiakan. Dalam masalah ini konsultan masih tetap menggerakkan client untuk tetap bertahan dengan ketakutan atau kesakitan hati yang dirasakannya saat ini dan menggerakkan client untuk menyelam lebih dalam ke tingklah laris dan hati yang ingin dihindarinya itu.

Untuk buka dan membuat jalan ke arah perubahan kesadaran hati yang lebih baru kurang cukup cuma mengkonfrontasi dan hadapi hati-perasaan yang ingin dihindarinya tapi memerlukan pengalaman dan keberanian untuk bertahan di dalam kesakitan hati yang ingin dihindarinya itu.

  • Sumber : Dr. DYP Sugiharto, M.Pd. Pendekatan-Pendekatan Konseling. (Makalah)
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.
Contact Us via Whatsapp